Trans, Blitar: Lokasi Perumahan Puri Ponggok Indah (PPPI) yang tergolong mewah di Desa Jati Lengger, Kec Ponggok, berdasarkan peristiwa sejarah 43 tahun yang silam(1966)—ketika Gunung Kelud meletus, ternyata merupakan daerah yang dialiri lahar Gunung Kelud.
Menurut cerita beberapa penduduk di sekitar lokasi perumahan itu, ketika Gunung Kelud meletus banyak ditemukan mayat-mayat yang tertimbun di lokasi PPPI Jati Lengger tersebut. “Sampai sekarang, khusus warga Jatilengger yang tahu persis peristiwa meletusnya Gunung Kelud tahun 1966, enggan menempati lahan tersebut,” ungkap Mbah Sam, yang merupakan penduduk asli Jatilengger dan tahu persis serta saksi hidup.
Pernyataan Mbah Sam diperkuat oleh beberapa warga lainya yang juga tahu persis peristiwa meletusnya Gunung Kelud. Masyarakat Kabupaten Blitar hampir semuanya tahu terjadinya letusan Gunung Kelud 43 tahun yang lalu.
Menurut Kepala Desa (Kades) Jatilengger Endik Mujirianto ketika dikonfirmasi Trans di kantornya, mengatakan bahwa pihaknya tidak tahu menahu terkait proses berubahnya fungsi lokasi tersebut menjadi perumahan. Menurut kepala desa, sewaktu dirinya masih duduk di bangku SD, di lokasi PPPI ada papan nama yang menyebutkan lahan itu sebagai milik Pengairan.
Kades Jatilengger juga mengungkapkan, ketika Gunung Kelud meletus pada tahun 1966, lokasi tersebut merupakan daerah yang cukup parah terkena banjir lahar Gunung Kelud, persisnya di sebelah timur lokasi PPPI. Ketika itu, kata Kades, rumah kakeknya tertimbun amukan lahar Gunung Kelud. Konon, rumah itu dihuni oleh mahkluk gaib bernama Lembu Suro itu juga.
“Di sebelah selatan PPPI, juga ada di tempat pemakaman umum (kuburan) yang tertimbun oleh lahar Gunung Kelud. Hingga saat ini lokasi itu tetap dipakai sebagai pemakaman umum,” ungkap Kades Jatilengger.
Sedangkan menurut data di peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Kelud, yang diperoleh dari kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Blitar, lokasi perumahan tersebut masih berpontensi terlanda lahar dari letusan Gunung Kelud yang disebut Hazard Zone 1. (Fauzy)